Minggu, 14 Juli 2013

"Hidup Untuk Mati atau Mati Untuk Hidup"

Udara yang kita hirup dan detakkan jantung membuktikan kebesaran tuhan bagaimana Tuhan telah memberikan nikmat kepada manusia untuk menikmati segala ciptaannya. Bukan sekedar berpikir logika untuk menyadari arti hidup, karna hidup itu garis bayangan antara hal yang logis dan tidak logis. Mari kita sadari bahwa hidup dan mati adalah kehidupan yang berbeda tapi hanya dibatasi sebuah garis tipis yang hanya sedikit orang dapat menyadarinya.

Deskripsi dari kata "mati" adalah akhir dari sebuah kehidupan, akhir dari sebuah proses yang dijalani seorang manusia dalam memimpin dirinya sendiri untuk menuju tujuan hidupnya, karena setiap manusia memiliki tujuan hidup yang berbeda. Perbedaan tujuan hidup itu yang menjadi dasar klasifikasi apakah seorang manusia itu dapat dikatakan hidup untuk mati atau mati untuk hidup.

"Hidup untuk mati" adalah sebuah proses yang dipilh manusia dalam hidupnya karena orientasi hidupnya adalah sekedar menikmati hidup, merasakan nikmatnya hidup tanpa melihat kehidupan setelah mati. Orang-orang yang memilih jalan ini relatif pemikir logis karna anggapan yang mereka miliki bahwa semua yang diciptakan didunia ini memang ditujukan kepada manusia, mereka jarang, bahkan tidak pernah berpikir bagaimana mempertanggungjawabkan apa yang mereka nikmati didunia ini. Hidup adalah pilihan masing-masing pemiliknya, tak ada yang salah dalam memilih jalan hidup selama tidak berpengaruh buruk pada alam dan seisinya. Tapi dari sudut pandang saya, orang yang memilih jalan itu adalah orang yang mati didalam kehidupannya.

Proses yang manusia jalani juga didasarkan atas ideologi yang mereka anut, bukan ideologi politik yang saya maksudkan, tapi dasar kehidupan yang mereka landaskan dalam proses yang mereka jalani untuk menemukan kehidupan sejati. Kehidupan sejati adalah ketika manusia dapat mengerti, memahami dan menjalankan makna "Mati Untuk Hidup". Mati adalah sepenggal kecil dari sederet proses menuju kehidupan sejati. Hidup adalah proses yang dijalani sebelum atau setelah mati, Kehidupan sebelum kematian hanyalah kehidupan semu, kehidupan yang hanya berpangkalkan ambisi dan kehidupan setelah mati adalah kehidupan nyata hasil dari proses yang kita jalani dalam kehidupan semu.
Dan timbul sebuah pertanyaan ....
Kapan kehidupan sebenarnya yang bisa dinikmati ....???
Seorang Ustadz, pendeta, biksu, banyak dari beliau yang berkata bahwa kehidupan nyata adalah kehidupan setelah mati,karna menurut beliau dunia ini adalah fana, yang kekal adalah dialam akhirat nanti.
Yaaa, itu memang benar, sangat benar ....
Tapi bagi saya, baik dunia maupun akhirat, keduanya merupakan kehidupan nyata, karena kehidupan itu bukan hanya untuk dinikmati, melainkan disyukuri dengan segala ketakwaan kita kepada tuhan kita. Jangan berharap mendapatkan kehidupan yang sejati jika kita menjalankan kebaikan dalam hidup karena mengharapkan balasan dari Tuhan,.Tidak ada pilihan antara "Hidup Untuk Mati" atau "Mati Untuk Hidup", karena keduanya harus berjalan berkesinambungan dengan segala rasa syukur bukan hasrat nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar